WAKTU

By: Ridha Amalia

Mentari yang indah menyapa dari belahan bumi bagian timur, diiringi dengan merdu kicauan burung yang seakan-akan tak sabaran menanti sejuta kejutan yang akan mengukir sejarah hari ini. Hari ini adalah hari yang sangat menegangkan dan penuh misteri bagi seluruh siswa, karena hari ini adalah hari pembagian raport yang dilaksanakan secara serempak di wilayah NTB untuk semester genap tahun ajaran 2014/2015. Begitu pula Alia, ia adalah seorang siswi kelas 11 di salah satu sekolah menengah atas. Sekolah ini berada di wilayah Lombok bagian timur yang mana sekolah ini mewajibkan seluruh siswanya untuk tinggal di asrama.

Semua orang gencar mempersiapkan diri untuk segera pulang ke rumah lebih-lebih mereka semua gencar mempersiapkan berjuta alasan untuk disampaikan kepada orang tua mereka entah itu karena nilai mereka turun ataupun nilai mereka naik. Begitupun dengan Alia, ia sudah tak sabar menanti pembagian raport tersebut, tapi tidak seperti kawannya yang lain Alia bahkan tidak sedikitpun mengaharapkan kedatangan kedua orang tuanya kali ini. Sudah menjadi kebiasaan baginya melihat orang tua temannya hadir dan hanya menggantung harap untuk kehadiran orang tuanya, orang tuanya memang hadir, tetapi hadir ketika acaranya telah selesai, ya hanya untuk menjemput Alia pulang. Kedua orang tua Alia adalah PNS ibunya seorang kepala sekolah, dan ayahnya seorang waka kurikulum maka tidak heran jika kedua orang tuanya tidak bisa hadir di acara pembagian raport Alia karena mereka harus berada di sekolah mereka. Lalu mengapa Alia tidak sabar untuk pulang? jadi Alia tidak sabar pulang karena setelah pembagian raport ia akan bersiap untuk pergi ke pulau Dewata untuk mengikuti salah satu kejuaraan tingkat nasional bersama teman-temannya.

Saat itu pun tiba, acara itu mulai dibuka, para wali murid sudah mulai berdatangan, sedikit terbesit di hati Alia “orang tuaku datang tidak ya?” namun ia tidak ingin terlalu berharap bahkan tidak ingin memikirkan hal itu lagi. Hingga di pertengahan acara hal yang paling ditunggu yakni pembacaan prestasi yang telah dicapai oleh siswa dan sisiwi di sana selama satu semester terakhir, bertepatan dengan itu kedua orang tua Alia datang dan Alia benar benar menganga melihatnya, “benarkah itu orang tua ku? Ibu? Ayah? Itukah mereka?” yah ia pun tersadar bahwa itu benar benar kedua orang tuanya. Setelah sekian lama ia bersekolah itu adalah kali ketiga orang tuanya hadir untuk pembagian raportnya. Sebelumnya orang tua Alia hanya dua kali menghadiri pembagian raport Alia dan itu pun hanya ketika Alia masih sekolah dasar.

Pembacaan prestasi itu pun dimulai, nama Alia beberapa kali disebut karena prestasinya dibidang akademik dan nonakademik, ia tak terlalu memperhatikannya Alia terus saja memperhatikan sosok dua orang tua yang baru datang itu. Mereka tersenyum mendengar nama anaknya disebutkan karena berprestasi. Hal yang tidak pernah Alia rasakan selama 4 tahun terakhir karena terakhir kalinya ia melihat ekspresi itu adalah ketika ia kelas 6 sekolah dasar dan itu pun orang tuanya pulang sebelum acara usai karena mereka harus menghadiri acara pembagian raport di sekolahnya. Seusai acara tersebut Alia masih terpaku di tempat duduknya, kedua orang tuanya terlihat mencari-carinya akhirnya Alia pun menghampiri mereka dan bersaliman, ayah Alia langsung mengusap kepala Alia “kerja bagus nak!” ucapnya, setelah itu ibunya pun mencium Alia setelah itu berkata “anak ibuk pintarnya terus tingkatkan ya di semester depan”. Alia tersenyum lalu berkata kepada orang tuanya “tumben hadir”, ibunya melihat kearah ayahnya lalu berkata, “kebetulan sekolah ayah dan ibu melaksanakan pembagian raport lebih dulu karena ada masalah teknis di sekolah.” Alia tersenyum lagi lalu menjawab “oh kebetulan.” Ayahnya menyambung, “tidak begitu nak selagi sempat ayah dan ibu pasti akan datang.” Lagi-lagi Alia tersenyum lalu berpamitan untuk mengambil raportnya ke sekolah.

Setelah itu mereka semua bersiap siap untuk pulang ke rumah. Di perjalanan orang tua Alia menanyakan tentang pelajarannya di sekolah, Alia menjawab dengan seadanya karena ia tidak pernah menyiapkan alasan apapun seperti teman-temannya. Orang tua Alia juga menanyakan tentang bagaimana prestasinya di sekolah lalu meminta maaf kepadanya karena mereka merasa bersalah atas kurangnya waktu yang mereka luangkan untuk Alia , jujur Alia merasa senang hari itu sekalipun masih tersimpan rasa kesalnya dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Alia berharap orang tuanya akan lebih sering meluangkan waktu untuknya, dan dia juga berjanji pada dirinya sendiri untuk memahami posisi orang tuanya. Suasana dijalan itu pun menjadi riang gembira dengan sama-sama menikmati aktu bersama.

tamat